tugas magang 2 pertemuan ke 6

Pengertian Strategi Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “strategos” (stratos = militer dan ag = memimpin), yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Secara umum, strategi sebagai cara mencapai tujuan. Strategi merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan. Strategi terdiri atas aktivitas-aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan (George Steiner, Strategic Planning, 1979, Free Press).
Michael Porter dalam artikelnya yang berjudul Competitive Strategy dalam Harvard Business Review (1996), menyatakan bahwa strategi adalah sekumulan tindakan atau aktivitas yang berbeda untuk mengantarkan nilai yang unik. Adapun ahli yang menegaskan strategi terdiri atas aktivitas-aktivitas yang  penuh daya saing serta pendekatan-pendekatan bisnis untuk mencapai kinerja yang memuaskan (sesuai terget).
Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus pembelajaran yang dirumuskan.
Strategi yang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut, misalnya:
 a. Mahasiswa diminta mengemukakan empat bentuk diskusi yang pernah dilihatnya, secara kelompok.
 b. Mahasiswa diminta membaca dua buah buku tentang bentuk-bentuk diskusi dari beberapa buku.
 c. Mahasiswa diminta mendemonstrasikan cara-cara berdiskusi sesuai dengan bentuk yang dipelajari, sedangkan kelompok yang lain mengamati sambil mencatat kekurangan-kekurangannya untuk didiskusikan setelah demonstrasi selesai. 
d. Mahasiswa diharapkan mencatat hasil diskusi kelas.
Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan no. c dan d adalah teknik pembelajaran, dengan menggunakan metode demonstrasi dan diskusi. Seluruh kegiatan tersebut di atas merupakan strategi yang disusun guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam mengatur strategi, guru dapat memilih berbagai metode, seperti ceramah, tanya jawab, diskusi, dan demonstrasi. Berbagai media, seperti film, VCD, kaset audio, dan gambar, dapat digunakan sebagai bagian dari teknik-teknik yang dipilih oleh guru.
TEORI YANG MELANDASI STRATEGI PEMBELAJARAN Crowl, Kaminsky & Podell (1997) mengemukakan tiga pendekatan yang mendasari pengembangan strategi pembelajaran. Pertama, Advance Organizers dari Ausubel, yang merupakan pernyataan pengantar yang membantu siswa mempersiapkan kegiatan belajar baru dan menunjukkan hubungan antara apa yang akan dipelajari dengan konsep atau ide yang lebih luas. Kedua, Discovery learning dari Bruner, yang menyarankan pembelajaran dimulai dari penyajian masalah dari guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelidiki dan menentukan pemecahannya. Ketiga, peristiwa-peristiwa belajar dari Gagne.
STRATEGI EKSPOSITORI LANGSUNG DAN BELAJAR TUNTAS Strategi ekspositori langsung, guru menstrukturkan pelajaran dengan maju secara urut. Guru dengan cermat mengontrol materi dan keterampilan yang dipelajari. Pada umumnya, dengan strategi ekspositori langsung, guru menyampaikan keterampilan dan konsep-konsep baru dalam waktu yang relatif singkat. Strategi pembelajaran langsung berpusat pada materi dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas kepada pebelajar. Guru memonitor pemahaman pebelajar dan memberikan balikan terhadap penampilan mereka. Termasuk dalam strategi pembelajaran langsung yaitu pembelajaran eksplisit. 
Strategi belajar tuntas didasarkan pada keyakinan bahwa semua pebelajar dapat menuntaskan bahan yang diajarkan jika kondisi-kondisi pelajaran disiapkan untuk itu. Kondisi-kondisi tersebut meliputi pebelajar diberi waktu belajar yang cukup, ada balikan untuk penampilannya, program pembelajaran individual, berkaitan dengan porsi materi yang tak dikuasai pada pembelajaran awal, dan kesempatan menunjukkan ketuntasan setelah mendapat remediasi.
Pembelajaran Langsung Pembelajaran langsung memiliki 4 komponen, yaitu (a) penentuan tujuan yang jelas, (b) pembelajaran dipimpin guru, (c) monitoring hasil belajar yang cermat, dan (d) metode organisasi dan pengelolaan kelas. Pembelajaran langsung efektif karena didasarkan pada prinsip-prinsip belajar behaviouristik, seperti menarik perhatian pebelajar, penguatan respons pebelajar, menyediakan balikan korektif, dan melakukan respons-respons yang betul. Hal ini juga cenderung meningkatkan waktu belajar.
Pembelajaran Eksplisit Pembelajaran eksplisit menuntut guru untuk memberi perhatian kepada pebelajar, memberi penguatan atas respons yang benar, menyediakan balikan kepada pebelajar tentang kemajuannya, dan meningkatkan jumlah waktu yang digunakan pebelajar untuk mempelajari materi.
Belajar Tuntas Belajar tuntas merupakan suatu pendekatan pembelajaran individual yang menggunakan kurikulum terstruktur yang dipecah ke dalam serangkaian pengetahuan dan keterampilan-keterampilan kecil yang dipelajari. Pembelajaran ini didesain untuk menjamin bahwa pebelajar menguasai tujuan pembelajaran dan juga memberi waktu yang cukup kepada pebelajar. Model ini meyakini bahwa sebagian besar pebelajar akan mencapai suatu tingkat tertentu karena waktu belajar fleksibel dan tiap pebelajar menerima target pembelajaran, praktik yang diperlukan, dan balikan. Belajar tuntas melibatkan pembelajaran tradisional berbasis kelompok dan remediasi individual serta pengayaan. Model ini memiliki kegiatan-kegiatan guru pada tingkat tinggi. 
Ceramah dan demonstrasi, merupakan suatu strategi pembelajaran dengan kegiatan guru menyampaikan fakta-fakta dan prinsip-prinsip, sedangkan pebelajar membuat catatan-catatan. Mungkin hanya sedikit atau tak ada partisipasi pebelajar dengan pertanyaan atau diskusi.
Demonstrasi sama dengan ceramah dalam hal komunikasi langsung dan pemberian informasi dari guru kepada pebelajar. Demonstrasi melibatkan pendekatan visual untuk menguji proses, informasi, ide-ide. Demonstrasi ini membolehkan pebelajar melihat guru sebagai pebelajar aktif dan model.
Pertanyaan-pertanyaan dan Resitasi Apabila guru menggunakan pertanyaan, pertimbangkan tingkat pertanyaan, dan penggunaan pertanyaan konvergen dan divergen, jenis pertanyaan, dan cara menyusun pertanyaan. Pertama, pertanyaan-pertanyaan dapat dikembangkan untuk tiap tingkat domain kognitif (pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis, dan evaluasi).
Resitasi termasuk pertanyaan guru secara lisan tentang materi yang telah dipelajari. Guru mungkin memakai resitasi sebagai suatu cara untuk mendiagnosis kemajuan pebelajar.
Praktik, termasuk memeriksa materi yang telah dipelajari. Praktik diharapkan untuk konsolidasi, klarifikasi, dan menekankan pada materi yang telah dipelajari. Kegiatan praktik lebih bermakna apabila waktunya longgar (tak hanya satu hari setelah tes). Drill, termasuk pengulangan informasi pada topik tertentu sampai benar-benar dicamkan dalam pikiran pebelajar. Drill ini digunakan untuk pembelajaran yang diharapkan menjadi kebiasaan atau ditetapkan dalam jangka waktu panjang.
Reviu merupakan kesempatan bagi pebelajar melihat suatu topik pada waktu yang lain. Reviu berbeda dengan praktik dan latihan. Reviu tidak memerlukan teknik latihan. Reviu dapat berbentuk (a) rangkuman pada akhir pelajaran atau unit atau pada akhir suatu bab, (b) kuis, (c) garis besar, (d) diskusi, dan (e) tanya jawab atau strategi yang lain. Reviu sehari-hari pada awal pembelajaran membantu guru menentukan apakah pebelajar memerlukan pengetahuan prasyarat atau keterampilan tertentu untuk suatu pembelajaran, atau untuk mengetahui apakah pebelajar telah menguasai materi yang telah dipelajari.
Diskusi kelas secara keseluruhan (satu kelas sebagai satu kelompok) pada umumnya kurang eksplisit dan lebih berpusat pada guru daripada strategi-strategi pembelajaran yang diuraikan di atas. Strategi ini mungkin berupa petunjuk guru atau bimbingan kepada kelas diatur dengan rentangan dari formal ke informal, dengan guru memiliki peran dari dominan ke tidak dominan.
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian khusus dalam menciptakan strategi pembelajaran menyenangkan.
Lingkungan kelas secara fisik sangat membantu terciptanya suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran. Pemilihan warna cat dinding, bentuk dan warna keramik lantai, jenis dan warna plafon dan lain sebagainya. Penataan sistem pencahayaan dalam ruangan kelas, penempatan lampu, sistem sirkulasi udara juga perlu diperhatikan dengan baik. Penempatan berbagai berbagai kelengkapan dan sarana pendukung pembelajaran perlu dipertimbangkan dengan seksama.
Poster Ikon Afirmatif Penyajian poster di dalam kelas membantu dalam meningkatkan daya ingat dan motivasi belajar. Poster yang dapat memvisualkan konten pembelajaran dengan baik akan berkontribusi terhadap pemahaman peserta didik tentang isi pembelajaran.
Alat bantu belajar memberikan kontribusi juga terhadap peserta didik dalam memahami pembelajaran.